Puisi Kemerdekaan KAMI CINTA NEGERI INI

 

  TUMPAH DARAHKU

By Leli Afrida, S.Pd      


Indonesia negeriku

80 tahun usiamu kini

Kau ada bukan dari kado serdadu colonial

Juga bukan belas kasih tantara Nippon

Tapi Kau lahir dari darah yang tertumpah

Kau hidup dari nyawa para pejuang yang direlakan

Kau berdiri karena keringat dan jerih payah para tentara yang diikhlaskan

Kau bebas karena semangat pahlawan bangsa


 

Indonesia

Meski Kau kadang terlihat berduka

Wajahmu pernah digores luka lara

Musibah melanda silih berganti,

Pandemi, caci maki  Hina sana sini dan entah apalagi


Generasimu asik dimedia mencari jatidiri  

Para penjagamu sibuk mencari kursi

Dulu Tanahmu basah oleh darah anak negeri

Kini tanahmu merah oleh emosi tak dapat porsi

 Semua akan berlalu pergi, dan teratasi

                 Indonesia ku, Tumpah darahku

Jangan  lagii engkau bersedih

Jangan pula engkau terbagi-bagi

Meski pendirimu tinggal patung saksi dan lukisan

Gelora Semangatnya masih tetap abadi disini…

Didada kami anak negeri, 


Indonesia tetap-kan  satu selamanya

Semangat merdeka akan terus menyala

Kami siap lanjutkan cita pahlawan pendiri

Untuk wujudkan Indonesia jaya mandiri


 🌺Puisi Kemerdekaan

KAMI CINTA NEGERI INI



1. “Merah di Langit Pagi”
Merah di langit pagi,
adalah darah para pahlawan,
yang gugur tanpa pamrih
demi bendera berkibar di angkasa.

Putih di mata anak bangsa,
adalah suci janji yang tak akan pudar:
menjaga tanah TERCINTA ini
dengan hati yang merdeka.

1.    “Merah di Langit Pagi”


Merah di langit kala mentari,
darah pahlawan suci tak henti,
Putih bercahaya janji abadi,
menjaga negeri sepenuh hati.

Berkibar bendera di angkasa raya,
menggugah jiwa yang cinta meraja,
Kemerdekaan ini milik KITA bersama,
warisan suci untuk selamanya.

 



2. “Negeri yang Kita Peluk”
Indonesia,
kau bukan sekadar tanah dan laut,
kau adalah cerita panjang
tentang air mata yang berubah jadi tawa.

Kami memelukmu
dengan peluh di punggung,
dengan doa di bibir,
agar merdeka ini tak hanya tanggal di kalender
tapi napas di dada setiap jiwa.

 


2. “Negeri yang Kita Peluk dengan hangat”


Indonesia tanah pusaka,
tempat jiwa berlabuh suka,
Air mata dulu merenda duka,
kini tersenyum di senja nan luka.

Kami pelukmu wahai pertiwi,
dengan janji setia takkan terganti,
Merdeka bukan sekadar hari,
namun nafas di dada tiap insani.

 


3. “Di Ujung Senapan”
Di ujung senapan,
mereka tak melihat maut,
hanya melihat wajah anak cucu
yang ingin bermain bebas di halaman rumah.

Di ujung doa,
kami tak lagi takut pada gelap,
karena di dada kami
terang itu bernama
Kemerdekaan.



3. “Di Ujung Senapan”


Di ujung senapan cahaya merekah,
pahlawan melangkah tanpa menyerah,
Maut di depan tak membuat resah,
karena merdeka telah di tangan digenggah.

Doa pun terbang menembus langit,
membawa harap tak pernah sulit,
Kemerdekaan kian kokoh dan legit,
di hati bangsa yang teguh dan solid.

 


4. “Bendera di Halaman Sekolah”
Bendera itu berkibar
di halaman sekolah yang sederhana.
Warnanya sama seperti dulu
saat Proklamasi diteriakkan.

Anak-anak menatapnya
dengan mata penuh cahaya,
seolah tahu,
merah putih itu bukan kain,
melainkan janji.

 


4. “Bendera di Halaman Sekolah”


Bendera berkibar di pagi merona,
warna merah putih megah bercahaya,
Sejak proklamasi hingga kini terjaga,
jadi saksi janji anak bangsa tercinta.

Anak-anak menatap penuh percaya,
bahwa tanah ini harus terjaga,
Merah itu berani, putih itu setia,
mengikat janji hingga akhir masa.


5. “Kita Masih di Sini”
Kita masih di sini,
meski zaman berlari kencang.
Kita masih bernyanyi,
meski suara kadang serak oleh berita di udara.

Kemerdekaan bukan hadiah,
ia adalah taman yang harus dirawat.
Dan kita,
akan terus menyiraminya
dengan cinta yang tak pernah layu.

 


5. “Kita Masih di Sini”


Kita masih di sini menatap mentari,
meski zaman berlari tiada henti,
Lagu kemerdekaan tetap mengumandang,
menggema di hati setiap insani.

Merdeka ibarat taman yang mekar,
perlu dirawat agar tak pudar,
Kita sirami dengan cinta nan besar,
agar harum namamu tak pernah tegar.

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resolusi di Tahun 2025 untuk siswa SMP