HARGA
HARGA
Pengertian
Pengertian Harga
secara umum adalah nilai
Tukar suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam satuan uang. Harga menunjukkan berapa besar uang yang harus
dikeluarkan konsumen untuk memperoleh barang atau jasa tersebut.
Joko Untoro,
menyatakan bahwa harga merupakan kemampuan yang dimiliki suatu barang atau jasa
yang dinyatakan dalam bentuk uang.
Pengertian
harga dalam beberapa sudut pandan g:
1.
Secara
ekonomi
Harga adalah nilai tukar suatu barang atau jasa yang ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran
di pasar.
2.
Menurut
produsen
Harga merupakan jumlah uang yang diterima produsen dari hasil penjualan
produk/jasa.
3.
Menurut
konsumen
Harga adalah pengorbanan (uang atau
nilai lain) yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh manfaat dari suatu barang atau jasa.
Jadi,
harga tidak hanya sekadar angka nominal, tetapi juga mencerminkan nilai,
kualitas, dan daya beli masyarakat.
Nilai
tukar yang telah disepakati antara pihak penjual dan pembeli disebut dengan
harga keseimbangan atau harga pasar.
- Permintaan (Demand)
- Jika permintaan naik sementara barang terbatas → harga
cenderung naik.
- Jika permintaan turun sementara barang melimpah → harga
cenderung turun.
- Penawaran (Supply)
- Jika penawaran banyak (stok melimpah) → harga
biasanya turun.
- Jika penawaran sedikit (stok terbatas) → harga naik.
- Biaya Produksi
- Harga bahan baku, tenaga kerja, transportasi, dan teknologi
memengaruhi harga akhir.
- Kebijakan Pemerintah
- Pajak, subsidi, tarif impor, atau harga eceran tertinggi (HET) akan
memengaruhi harga di pasar.
- Persaingan Pasar
- Banyaknya pesaing dengan produk sejenis membuat produsen
menyesuaikan harga agar tetap kompetitif.
- Kondisi Ekonomi
- Inflasi, kurs mata uang, dan daya beli masyarakat juga berpengaruh.
- Citra & Merek (Branding)
- Produk dengan merek terkenal bisa dijual dengan harga lebih tinggi
meskipun kualitas sama.
Proses
Terbentuknya Harga (Mekanisme Pasar)
Harga terbentuk melalui interaksi antara permintaan dan
penawaran:
- Produsen menawarkan barang dengan harga tertentu sesuai
biaya produksi + keuntungan.
- Konsumen mengajukan permintaan sesuai
kemampuan dan kemauan membayar.
- Jika permintaan > penawaran, harga naik (kelangkaan).
- Jika penawaran > permintaan, harga turun (kelebihan
barang).
- Harga akan cenderung mencapai harga keseimbangan (equilibrium),
yaitu harga di mana jumlah barang yang diminta = jumlah barang yang
ditawarkan.
Dalam grafik ekonomi, titik temu antara kurva permintaan
dan penawaran disebut titik keseimbangan harga.
Perhatikan kurfa keseimbangan berikut!
Gambar 2
Ini adalah
grafik proses terbentuknya
harga keseimbangan:
·
Kurva
Biru (D) → menunjukkan permintaan: semakin tinggi harga,
semakin sedikit jumlah barang yang diminta.
·
Kurva
Merah (S) → menunjukkan penawaran: semakin tinggi harga,
semakin banyak barang yang ditawarkan.
·
Titik
hitam (Equilibrium) → titik keseimbangan di mana jumlah barang yang
diminta = jumlah barang yang ditawarkan.
Pada titik ini, harga stabil karena pasar berada dalam keadaan
seimbang.
Mari kita ambil contoh kasus nyata tentang harga beras di pasar
Kasus:
Harga Beras di Pasar Tradisional
- Kondisi awal:
Harga beras medium di pasar Rp 12.000/kg. Pada harga ini, jumlah yang diminta oleh konsumen = jumlah yang ditawarkan oleh pedagang (keseimbangan). - Jika permintaan naik (misalnya menjelang Lebaran):
Banyak orang membeli beras lebih banyak → stok cepat habis → pedagang menaikkan harga menjadi Rp 13.500/kg.
👉 Terjadi kelebihan permintaan (excess demand). - Jika penawaran naik (misalnya musim panen raya):
Stok beras melimpah di pasar, sementara konsumsi masyarakat tetap → harga turun menjadi Rp 11.000/kg.
👉 Terjadi kelebihan penawaran (excess supply).
Ilustrasi
sederhana
- Harga keseimbangan (normal): Rp 12.000/kg
- Saat permintaan tinggi (Lebaran): harga naik → Rp 13.500/kg
- Saat penawaran tinggi (panen raya): harga turun → Rp 11.000/kg
Dari contoh ini terlihat bahwa harga terbentuk karena
interaksi permintaan dan penawaran.
Kalau permintaan lebih besar daripada penawaran → harga naik.
Kalau penawaran lebih besar daripada permintaan → harga turun.
Nah, ini
grafik simulasi harga beras di pasar:
·
Normal
(Rp 12.000/kg) → harga keseimbangan, permintaan = penawaran.
·
Lebaran
(Rp 13.500/kg) → permintaan naik, harga ikut naik.
·
Panen
Raya (Rp 11.000/kg) → penawaran melimpah, harga turun.
👉 Jadi harga beras (dan barang lain) sangat dipengaruhi oleh momen, permintaan konsumen, serta
ketersediaan barang.
Contoh
untuk barang lain
(misalnya telur ayam yang harganya sering naik turun.
Ini contoh simulasi **harga telur ayam**:
* **Normal (Rp 28.000/kg)** → harga keseimbangan di pasar.
* **Hari Raya (Rp 35.000/kg)** → permintaan tinggi karena konsumsi meningkat → harga naik.
* **Surplus Produksi (Rp 25.000/kg)** → stok berlebih, permintaan tetap → harga
turun.
Sama seperti beras, harga telur dipengaruhi oleh
**permintaan konsumen** (naik saat hari besar) dan **penawaran produsen**
(turun saat produksi melimpah).
Berdasarkan
Sifatnya
1. Harga
Pokok:
Nilai
riil atau jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menghasilkan
suatu barang atau jasa.
2. Harga
Jual:
Harga
pokok yang ditambah dengan keuntungan yang diharapkan penjual. Harga jual juga
seringkali mengikuti harga pasar.
3. Harga
Subjektif:
Harga
yang didasarkan pada pendapat atau taksiran individu (penjual atau pembeli),
yang bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain dan mungkin tidak sama
dengan harga pasar.
4. Harga
Objektif:
Harga
yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli, sering disebut juga harga
pasar.
Komentar
Posting Komentar