Skills Guru di Era Merdeka Belajar
Di era digital saat ini, menjadi guru kreatif dan punya pola pikir berkembang (growth mindset) bukan lagi pilihan, tetapi sudah menjadi keharusan. Karena guru hari ini berhadapan dengan generasi-generasi milenial dan alfa, dimana informasi dan pengetahuan bisa didapatkan siswa dengan mudah dari teknologi dan alat digital.
Jika guru tidak mau belajar dan mengembangkan diri, maka kehadiran guru daram kelas hanya akan menjadi formalitas belaka, karena guru tidak bisa mengajar dengan menyenangkan, sebagaimana hiburan yang siswa dapatkan dari gadget mereka.
Guru growth mindset memiliki ciri-ciri seorang pembelajar sejati, senang belajar hal-hal baru terutama yang berkaitan dengan kompetensinya, berpikiran terbuka tentang perubahan, percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, serta mampu mengubah hambatan menjadi peluang.
Sedangkan guru fixed mindset (tidak mau belajar) lebih memilih untuk menghindar dari perubahan, kurang berani menerima tantangan karena senang berada di zona nyaman, serta malas mengupgrade diri dan berpikir negatif terhadap hal-hal baru.
Guru pembelajar sejati akan terus mengasah skill-nya agar sesuai dengan tuntutan zaman. Skill tersebut diyakini akan menjadikan guru tersebut kreatif menciptakan sesuatu yang berbeda, yang diyakini akan berdampak besar bagi kehidupan anak didik.
Apa saja skills yang penting dikuasai guru di era Merdeka Belajar ini?
Skills Guru Era Merdeka Belajar
1. Cerdas menggunakan teknologi
Dalam kompetensi pedagogik, guru harus cakap dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Guru tidak boleh hanya terpaku pada pembelajaran konvensional, tetapi juga harus mengeksplorasi beragam media agar penyampaian materi pembelajaran lebih efektif.
Siswa yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi millenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital, sehinga dibutuhkan guru yang mau banyak belajar dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan masa depan.
2. Kreatif mengelola pembelajaran di kelas
Guru di era merdeka belajar adalah guru yang bisa menghadirkan sesuatu yang berdampak besar bagi kehidupan siswa. Kreativitas guru ditunjukkan dengan menghadirkan sesuatu yang berbeda dan bisa membuat pembelajaran menjadi asyik dan menyenangkan serta menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
3. Memiliki kemampuan ice breaking
Ice Breaking adalah kegiatan, game atau permainan, atau aktivitas yang digunakan untuk memecahkan “kebekuan” siswa sehingga mereka menjadi lebih bersemangat dan siap mengikuti pembelajaran.
Selain untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan, ice breaking juga dapat menciptakan kondisi yang setara di antara siswa. Dengan melibatkan semua siswa dalam aktivitas yang sama, ice breaking dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih baik antar siswa, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kerjasama di dalam kelas.
4. Memiliki adab yang baik
Yang menjadikan peran guru tidak dapat digantikan dengan teknologi adalah karena adabnya. Jika teknologi hanya mampu melakukan transfer informasi dan pengetahuan, guru mampu menyentuh hati setiap muridnya, mendengarkan keluh kesahnya dan menunjukkan rasa empati.
Adab yang baik dari seorang guru adalah hal yang eksklusif untuk dicontoh dari setiap murid yang tidak didapatkan dari teknologi.
5. Mampu melakukan coaching
Dalam modul 2.3 Pendidikan Guru Penggerak, coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.
Coaching bisa dilakukan antar sesama guru maupun antara guru dengan murid. Dalam proses coaching antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya.
6. Memiliki kemampuan parenting
Mempelajari ilmu parenting sangat penting bagi seorang guru, karena memiliki dampak yang sangat besar terhadap siswa. Ilmu ini berperan dalam memahami perilaku siswa, mengatasi berbagai tantangan yang muncul di dalam kelas, dan mendukung perkembangan emosional dan sosial anak.
Pemahaman tentang parenting juga menjadi kunci dalam membangun kerjasama yang efektif antara guru dan orang tua. Dengan saling berbagi informasi dan mendukung satu sama lain, guru dan orang tua dapat bekerja sama dalam mendukung perkembangan anak di sekolah maupun di rumah.
7. Memiliki kemampuan story telling
Sebagai seorang guru, kita memang dituntut untuk menjadi seorang seniman di dalam kelas. Stroytelling merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mengajar anak karena karakteristiknya yang suka bermain.
Bagi siswa, mendengarkan cerita dengan segala konsepnya merupakan sebuah permainan. Jadi, guru dapat menyisipkan pesan, pembelajaran, interaksi komunikasi, sifat-sifat seperti berani, saling menghargai, dan bentuk-bentuk apresiasi melalui konsep storytelling ini.
8. Memiliki kemampuan public speaking
Public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum merupakan softskills yang penting dikuasai guru. Kemampuan public speaking yang baik dan terampil menjadikan seorang guru dapat dengan lancar dan percaya diri menyampaikan visi, gagasan, dan pengetahuannya kepada murid.
Lebih dari sekadar menyampaikan materi pelajaran, public speaking yang efektif dapat memengaruhi dan menginspirasi para siswa untuk belajar dan berkembang.
Dunia pendidikan mendambakan memiliki guru yang aktif mengupgrade diri dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan di atas. Hanya dari guru yang terus belajar dan berkarya akan muncul generasi pembelajar sepanjang hayat yang mampu bersaing dan beradptasi dengan segala bentuk perubahan.
Komentar
Posting Komentar